June 24, 2009

Dialog dengan diriku ...

Setiap aku berjalan melewati etalase pertokoan di shopping mall itu, sering ku lihat ada sekilas bayangan wanita terpantul di kaca, berjalan seiring dengan langkahku, memakai pakaian yang sama dengan yang kupakai, berambut panjang terurai persis seperti rambutku,....wanita yang sangat mirip denganku,....bayanganku ....., ketika aku memakai bedak dan gincu di bibir, menebalkan alis, memasang contact lens pada mata minusku, pantulan wanita itu selalu muncul di cermin ......setiap hari, sepanjang usiaku. Setelah lebih dari seperempat abad , usiaku berlalu, ku pastikan bahwa pantulan wajah itu adalah diriku......

Setiap aku selesai berdandan, diriku yang lain di dalam cermin, selalu mengingatkan bila ada sesuatu yang berlebihan atau kurang dalam dandananku..., alisku yang miring misalnya, blush on yang terlalu tebal, atau lipstik yang terlalu pucat, ia selalu mengoreksi kesempurnaan dandananku....

Ketika aku sakit, bayangan itu juga tetap setia ada mengikuti gerak gerikku, pantulan wajah yang sendu, mata yang kurang bersinar dan rambut yang acak-acakan, karena sudah 3 hari aku terbaring lemas di tempat tidur karena demam tinggi...., pantulan itu mengingatkanku, betapa kusutnya wajah dan penampilanku, sehingga aku berusaha untuk sekedar berbersih dengan menyeka tubuhku, mencuci muka dan sikat gigi, agar wajahku nampak lebih segar di depan anak-anakku ...

Saat hatiku sakit karena kekasihku meninggalkan aku dan tidak pernah kembali, pantulan itu menegurku lagi, karena saat bangun di pagi hari, wajahku lesu dan mataku sembab karena tangis yang tiada habisnya semalam tadi,....dan aku kaget melihat betapa jeleknya wanita yang terpantul di dalam cermin..., betapa rapuhnya wanita ini, ....membuatku marah padanya dan menyuruhnya berbenah dan berdandan sepantasnya...., orang tidak boleh tahu kesedihan dan kecengengan ini ...., hidup terus berjalan dan wanita di dalam cermin itu tidak sepantasnya terus bersedih ...

Waktu anakku di diagnosa menderita epilepsi, aku kembali melihat pantulan wajah bingung dan cemas di kaca spion mobil yang kukendarai....., ada air mata menggantung di kedua mata wanita itu, ia mencoba menahan kesedihannya namun jelas tergambar dalam gurat wajahnya ...., dan aku membiarkan wanita itu menangis dalam pantulan kaca spion mobilku, hanya kukatakan padanya, untuk mengusap air mata dan saat tiba di rumah, wanita dalam cermin tadi kulihat tersenyum dan ceria, bercerita tentang penyakit yang tidak perlu dikhawatirkan, ada keyakinan dalam suaraku.....'pasti sembuh kok sayang' hahahha sabar ya.....dan saat aku masuk ke kamar mandi untuk memebrsihkan wajah, kulihat wajah wanita itu dengan mata resah dan galau ....., wanita itu berbohong, ia sendiri bingung harus bagaimana .......

Semua tidak pernah berhenti tumbuh, begitu juga diriku di dalam cermin, ketika usiaku bertambah, pantulan itu juga menunjukkan kedewasaan, ketika aku bertambah gemuk atau kurus, bayangan itu juga ikut bertambah gemuk atau kurus...., ia selalu setia menemani aku kemana saja dan menyerupai aku dalam keadaan baik maupun buruk, cantik maupun jelek ....

Dalam kesusahan dan kesenangan, aku sering mengajak wanita di cermin itu berdialog, ia tidak pernah menjawab, ia hanya mengikuti semua kata-kata yang ku ucapkan, gerak gerik yang kulakukan..... meski begitu pantulan yang kulihat dari cermin, memberikan aku kekuatan atau kecemasan karena kejujuran yang nampak disana......, aku tidak pernah berpaling darinya..., seperti ia tidak pernah meninggalkan aku sebagai pantulan yang selalu setia ....., tanpa kata-kata, diriku yang lain telah memberikan refleksi terbaik dalam hidupku .....

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.